Sebuah rasa yang tak pernah terucap. Hanya tersimpan (entah sampai kapan) dalam hati. Tak ada keberanian untuk mengungkapkan, tak ada keberanian untuk menjelaskan. Aku ingin ia mengetahui apa yang aku rasa saat ini, tapi aku tidak ingin mengungkapkannya secara gamblang. Aku ingin ia mengetahui rasa ini dengan sendirinya. Bukan karna cerita orang lain, dan bukan pula dariku. Aku ingin ia mengerti setiap 'kode' yang aku berikan. Aku ingin ia menjawab sendiri semua 'kode' itu tanpa bantuan dari siapa pun.
Namun sepertinya itu mustahil. Tidak mungkin itu terjadi. Dia terlalu sibuk dengan dunianya dan bahkan menganggap bahwa 'kode' yang aku berikan itu tidak penting. Atau malah ia beranggapan bahwa 'kode' itu bukan untuknya melainkan untuk orang lain. HAHA! Mungkin aku yang terlalu bodoh.
Mana mungkin ia bisa tahu semua itu dengan sendirinya. Bahkan menurut dia, aku tidak begitu penting dalam kehidupannya. Aku sudah tau itu, karna pada dasarnya kaum adam selalu menyalahkan kaum hawa dan menganggap bahwa semua 'kode' yang diberikan kaum hawa hanyalah angin lalu. Mereka selalu beranggapan 'kalo suka ya tinggal bilang aja, nggak usah pakai kode.' Andai saja mereka tahu apa alasan kaum hawa melakukan itu. Saat kami-perempuan-menyatakan apa yang ada dihati kami, dan kalian-lelaki-apakah kalian masih tetap bisa menerima kami? Apakah kalian masih bisa bersikap biasa saja tanpa ada batasan diantara kita walaupun kalian tidak membalas perasaan kami?
Nyatanya, tidak ada kaum lelaki yang dapat melakukan hal itu dengan sempurna. Mereka hanya dapat bertahan sehari-dua hari, selanjutnya? Kalian tidak akan pernah ingin bertemu dengan kami-perempuan-lagi. 'Ya kan itu semua supaya kalian bisa move on. Kalo deket terus gimana mau move on?' Kalian salah jika kalian berpandangan seperti itu. Yang ada, kalian hanya membuat luka baru bagi kami.
Munafik jika kami tidak menginginkan lebih. Namun apa yang bisa kami lakukan jika kalian tidak mempunyai rasa yang sama dengan kami? Kami tidak akan pernah tega merusak kebahagian kalian sekalipun kalian bahagia bukan bersama kami, melainkan bersama orang lain. Bullshit? Tapi memang itu kenyataannya.
Kamis, 28 Agustus 2014
Rabu, 27 Agustus 2014
FIRST LOVE AND LAST LOVE?
"Aku sayang kamu selamanya." "You always be my girl." "You always be my boy." "You will be my last love!" Lo sering denger kalimat-kalimat itu? Atau lo pernah dapet kalimat itu dari pasangan lo? Lo percaya sama semua omongan itu?
Well, dalam suatu hubungan emang perlu sih kata-kata manis itu. Tapi, kalo tiap hari kata-kata manis itu diucapkan, jatuhnya malah kayak lebay bin alay. Bego lagi, kalo lo percaya gitu aja sama semua omongan manis itu. Gue heran aja gitu sama pasangan-pasangan yang ngerayain anniv pake kata-kata "i love you forever" atau "you are the best thing of my life." atau "first love and last love." Gue tanya deh, lo yakin sama kalimat yang lo keluarin itu? Emang lo udah pasti jadi jodoh dia? Emang lo udah pasti dinikahin sama dia?
Sekarang gue balik keadaannya. Gimana kalo tiba-tiba lo sama dia putus? Bullshit banget kalo lo bakal tetep bertahan mencintai dia "selamanya". Mungkin ada, tapi perbandingannya 1:10.000.000.000.000. Untuk apa lo ucapin kalimat-kalimat itu kalo akhirnya lo ingkari sendiri? Dan setelah semua kalimat itu keluar, lo bakal narik-narik kalimat itu dengan bilang "dulu aja bilangnya sayang, cinta." Langgengnya suatu hubungan nggak dipengaruhi dari seberapa banyak lo sama dia ngungkapin kalimat manis.
Satu hal yang perlu lo inget, "selamanya" itu nggak ada! Orang yang udah nikah bertahun-tahun, masih bisa cerai. Orang yang udah pacaran bertahun-tahun bahkan udah mau nikah, juga bisa aja putus ditengah jalan. Orang yang udah nikah bertahun-tahun, sampai menikmati masa tua akhirnya juga bakal ditinggal pasangan mereka.
Kalimat manis itu hanya bumbu pelengkap dalam suatu hubungan. Nggak perlu lo omongin tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik. Cukup dengan lo buktiin kalimat itu lewat tindakan lo! Percuma kalo kalimat manis itu cuma muncul dari mulut lo, bukan dari hati dan nggak ada tindakan nyata!
Well, dalam suatu hubungan emang perlu sih kata-kata manis itu. Tapi, kalo tiap hari kata-kata manis itu diucapkan, jatuhnya malah kayak lebay bin alay. Bego lagi, kalo lo percaya gitu aja sama semua omongan manis itu. Gue heran aja gitu sama pasangan-pasangan yang ngerayain anniv pake kata-kata "i love you forever" atau "you are the best thing of my life." atau "first love and last love." Gue tanya deh, lo yakin sama kalimat yang lo keluarin itu? Emang lo udah pasti jadi jodoh dia? Emang lo udah pasti dinikahin sama dia?
Sekarang gue balik keadaannya. Gimana kalo tiba-tiba lo sama dia putus? Bullshit banget kalo lo bakal tetep bertahan mencintai dia "selamanya". Mungkin ada, tapi perbandingannya 1:10.000.000.000.000. Untuk apa lo ucapin kalimat-kalimat itu kalo akhirnya lo ingkari sendiri? Dan setelah semua kalimat itu keluar, lo bakal narik-narik kalimat itu dengan bilang "dulu aja bilangnya sayang, cinta." Langgengnya suatu hubungan nggak dipengaruhi dari seberapa banyak lo sama dia ngungkapin kalimat manis.
Satu hal yang perlu lo inget, "selamanya" itu nggak ada! Orang yang udah nikah bertahun-tahun, masih bisa cerai. Orang yang udah pacaran bertahun-tahun bahkan udah mau nikah, juga bisa aja putus ditengah jalan. Orang yang udah nikah bertahun-tahun, sampai menikmati masa tua akhirnya juga bakal ditinggal pasangan mereka.
Kalimat manis itu hanya bumbu pelengkap dalam suatu hubungan. Nggak perlu lo omongin tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik. Cukup dengan lo buktiin kalimat itu lewat tindakan lo! Percuma kalo kalimat manis itu cuma muncul dari mulut lo, bukan dari hati dan nggak ada tindakan nyata!
Sabtu, 23 Agustus 2014
PHK = Pemberi Harapan Kosong
Lo ngerasa pernah dapet harapan kosong? Lo pernah ngerasain yang namanya terlanjur sayang tapi nggak berujung bahagia? Nggak enak banget yah digituin? Gue ngerti bahkan ngerti banget gimana rasanya.
Buat lo para cowok diluar sana, lo tau kan kalo cewek itu makhluk yang lemah. Lo juga tau kan kalo cewek itu makhluk yang selalu gunain hatinya terlebih dahulu ketimbang otaknya. Dan lo juga tau kan kalo cewek itu gampang banget luluh. Pertanyaannya, kenapa lo seolah-olah gunain kelemahan cewek itu untuk kepentingan lo sendiri? Lo pernah mikir nggak gimana sakitnya ditinggal pas udah sayang?
Lo dateng, ngasih perhatian lebih seolah lo nyimpen rasa buat dia, dan setelah dia menaruh hati sama lo, lo ninggalin dia gitu aja. Lebih buruk lagi, lo malah jadian sama orang lain. Lo pernah mikir nggak, kelakuan lo itu bakal bawa pengaruh buruk buat cewek itu apa nggak? Kalo emang niat awal lo cuma jadiin tuh cewek persinggahan sementara, mendingan lo mainan sama boneka deh. Jadi kalo lo udah bosen, lo bisa buang tuh boneka tanpa harus nyakitin dia ketimbang lo harus jadiin cewek sebagai bahan mainan lo.
Lo ngerayu abcdefghijklmnopqrstuvwxyz, janjiin blablabla, asli itu nggak guna kalo itu cuma keluar dari mulut. Cewek nggak butuh kok kata-kata manis, rayuan gombal, nggak mereka nggak butuh itu. Mereka cuma butuh pembuktian dari lo atas apa yang lo omongin ke mereka. Bagi cewek, sekarang ini nyari cowok yang konsisten sama omongannya itu kayak nyari jarum dalam tumpukan jerami. Bayangin deh susahnya kek gimana. Last, stop deh kalian nganggep cewek itu mainan. Mereka juga punya hati dan perasaan, sama kayak lo!
Buat lo para cowok diluar sana, lo tau kan kalo cewek itu makhluk yang lemah. Lo juga tau kan kalo cewek itu makhluk yang selalu gunain hatinya terlebih dahulu ketimbang otaknya. Dan lo juga tau kan kalo cewek itu gampang banget luluh. Pertanyaannya, kenapa lo seolah-olah gunain kelemahan cewek itu untuk kepentingan lo sendiri? Lo pernah mikir nggak gimana sakitnya ditinggal pas udah sayang?
Lo dateng, ngasih perhatian lebih seolah lo nyimpen rasa buat dia, dan setelah dia menaruh hati sama lo, lo ninggalin dia gitu aja. Lebih buruk lagi, lo malah jadian sama orang lain. Lo pernah mikir nggak, kelakuan lo itu bakal bawa pengaruh buruk buat cewek itu apa nggak? Kalo emang niat awal lo cuma jadiin tuh cewek persinggahan sementara, mendingan lo mainan sama boneka deh. Jadi kalo lo udah bosen, lo bisa buang tuh boneka tanpa harus nyakitin dia ketimbang lo harus jadiin cewek sebagai bahan mainan lo.
Lo ngerayu abcdefghijklmnopqrstuvwxyz, janjiin blablabla, asli itu nggak guna kalo itu cuma keluar dari mulut. Cewek nggak butuh kok kata-kata manis, rayuan gombal, nggak mereka nggak butuh itu. Mereka cuma butuh pembuktian dari lo atas apa yang lo omongin ke mereka. Bagi cewek, sekarang ini nyari cowok yang konsisten sama omongannya itu kayak nyari jarum dalam tumpukan jerami. Bayangin deh susahnya kek gimana. Last, stop deh kalian nganggep cewek itu mainan. Mereka juga punya hati dan perasaan, sama kayak lo!
Rabu, 20 Agustus 2014
Perusak Hubungan Orang....Siapa yang Salah?
Apa yang ada dibenak lo ketika ada orang penyebutkan kata PHO alias perusak hubungan orang? Sebelum gue nerusin tulisan ini, gue mau sedikit berbagi cerita ke lo semua. Of course masih ada kaitannya dengan PHO.
Gue punya temen, sebut aja namanya Rina. Beberapa bulan yang lalu dia sedang menjalin kasih dengan seorang laki-laki yang sebut saja namanya Ari. Hubungan mereka berlangsung cukup lama. Ari adalah sosok laki-laki yang tidak begitu menyukai dunia maya. Terbukti dengan ia tidak mempunyai akun facebook dan twitter. Karna hal itu pula, Rina tidak perlu was-was mengawasi Ari karena ia yakin Ari tidak akan macam-macam dibelakangnya. Rina berpikiran, "bagaimana mungkin Ari bisa macam-macam dibelakangnya, facebook twitter aja dia nggak punya."
Seiring berjalannya waktu, mungkin karna pengaruh pergaulan teman-temannya, tiba-tiba saja Ari mempunyai akun facebook dan twitter. Pada saat itu Rina sama sekali tidak mempunyai pikiran negatif pada kekasihnya itu. Lambat laun, Rina merasa ada kejanggalan pada Ari. Ari berubah menjadi cuek dan dingin. Alhasil, ia mencoba mencari tahu ada apa dengan Ari. Suatu hal yang mengejutkan ia temukan di akun twitter Ari. Tanpa sepengetahuan Rina, ternyata Ari sangat sering menjalin komunikasi dengan salah satu perempuan sebut saja namanya Dini. Bahkan semenjak Ari mengenal Dini, Ari mulai sering berbohong pada Rina. Diam-diam Dini dan Ari sering jalan berdua.
Rina hanya bisa diam dan bungkam seribu bahasa. Kenapa? Karna rasa percayanya pada Ari begitu besar. Dan setiap Ari ditanya siapa Dini, ia hanya menjawab "hanya sebatas teman". Namun, beberapa bulan kemudian, secara tiba-tiba Ari memutuskan hubungannya dengan Rina. Hanya karena Rina tidak bisa hadir ke acara ulang tahun Ari, Ari memutuskan Rina begitu saja. Alasan yang konyol, bukan? Hati Rina hancur, kepercayaannya selama ini pada Ari disia-siakan begitu saja. Kalian semua tau apa yang terjadi selanjutnya? Yap, beberapa bulan kemudian si Ari dan si Dini jadian!
Dari cerita diatas, menurut lo siapa yang salah? Rina, Ari, atau Dini? Mungkin sebagian besar dari kalian akan menjawab bahwa Dini'lah yang salah. Tapi menurut gue, dalam situasi itu semuanya salah. Why? Ini penjelasan gue.
Pertama
"Orang ketiga nggak akan ada dalam kisah cinta lo kalau lo sendiri nggak ngebukain pintu buat dia."
Camkan itu dalam otak kalian. Perusak hubungan nggak akan hadir dalam kehidupan cinta lo, kalau lo nggak ngasih celah sedikit pun buat dia ngerecokin hubungan lo. Disini lo harus pinter ngejaga 'rumah' lo supaya nggak kecolongan. Caranya? Jangan pernah anggap remeh siapa pun yang deket sama pasangan lo. Maksud gue bukan lo harus negatif thinking atau over protectif sama pasangan lo, maksud gue adalah lo harus waspada. Jangan pernah takut menanyakan hal detail tentang orang yang saat ini dekat dengan dia. Walaupun lo baru sebatas pacarnya dia, tapi lo berhak tau dengan siapa aja dia bergaul. Kalo lo selalu ada rasa 'duh kalo gue tanya-tanya mulu ntar gue dikira terlalu ngekang dia lagi.'. Satu hal yang perlu lo inget, lo itu pacarnya! Kalo emang lo cemburu, ya lo bilang to the point, kalo lo nggak suka dia deket sama seseorang yang menurut lo udah melebihi batas kewajaran ya lo sampein itu ke dia. Justru kalo dia berpikiran lo terlalu ngekang dia, ada kesalahan dalam diri pasangan lo.
Next, usahain lo selalu ada waktu buat dia. Kenapa? Karna dia akan jauh lebih ngerasa diperhatiin sama pasangannya. Jangan sampe karna lo terlalu sibuk sama dunia lo sampai akhirnya lo lupa kalo dia itu butuh kehadiran lo. Mungkin sekali dua kali lo nggak bisa nemenin dia it's oke. Tapi kalo keterusan....ya itu kebodohan lo sendiri. Pasangan lo pasti akan cari orang yang bisa nemenin dia setiap saat, setiap dia membutuhkan seseorang untuk menjadi tempat curhatnya. Jangan lo pikir orang yang biasa nemenin dia kalo lo lagi nggak bisa nemenin dia and denger curhatan dia itu nggak akan bawa pengaruh buat hubungan lo dan dia, lo salah kalo lo berpikiran kayak gitu. Justru mereka'lah yang berpeluang besar. Contoh:
A: Yang, besok temenin aku nyari buku dong.
B: Maaf beb aku udah ada janji sama temen aku besok. Kamu pergi sama 'C' dulu deh.
A: Ya udah deh..
*kalo lo yang baca ini adalah seorang cewek, si 'c' adalah sahabat cowok lo. begitu juga sebaliknya
Pepatah bilang lebih baik mencegah daripada mengobati bukan? Lo lebih pilih mencegah supaya hubungan lo dan dia awet atau mengobati luka karna keteledoran lo sendiri?
Kedua
Ketika lo udah menjalin komitmen sama seseorang, itu artinya lo harus bisa menjaga perasaan pasangan lo. Yang sebelumnya lo bebas bergaul dengan siapa aja, ketika lo sudah berkomitmen dengan seseorang lo nggak bisa seenak jidat lo pergi kesana kemari. Lo harus ngasih kabar ke pasangan lo, lo harus (paling tidak sedikit) membatasi pergaulan lo dengan lawan jenis, dll. Kenapa gue bilang lo paling tidak sedikit membatasi pergaulan? Karna menurut gue ketika lo terlalu welcome dengan seseorang terutama seseorang itu adalah lawan jenis lo, secara nggak langsung lo udah ngebuat pasangan lo (paling tidak) memudarkan 5-10% rasa percaya dia ke lo.
Buat lo yang 'katanya' nggak suka terlalu dikekang oleh pasangan, seperti yang gue bilang diatas, lo harus pinter ngejaga perasaan pasangan lo. Sekali aja dia tau lo bohong, ya jangan pernah lo salahin dia kalo dia terlalu ngekang lo dan jangan berharap dia bakal percaya 100% sama lo. Lo harus pinter membatasi diri dengan lawan jenis. Bullshit, kalo ada orang yang mengaku bahwa dia bukan tipe orang yang pencemburu. Karna menurut gue, pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat itu.
Ketika lo merasa jenuh dengan pasangan lo, usahakan lo jujur ke dia kalo lo sedang mengalami yang namanya fase kejenuhan. Gue yakin ketika lo terbuka, pasangan lo juga akan terbuka. Dia akan dengan mudahnya memberi 'toleransi' ke lo. Lo salah kalau lo melampiaskan kejenuhan lo pada orang lain, terutama pada lawan jenis. Karna hal itu adalah pemicu utama rusaknya suatu hubungan. Lo harus pinter mengendalikan rasa jenuh lo itu.
Ketiga
Apa yang lo banggain ketika lo berhasil merebut kekasih orang? Apa yang lo dapetin ketika lo berhasil ngeliat orang lain kehilangan orang yang dicintai karna ulah lo sendiri? Apa lo bahagia?
Lo udah tau kalo dia udah punya pacar, tapi kenapa lo masih ngerecokin hubungan mereka? Lo cemburu dengan kebahagiaan orang lain atau...lo suka pacar orang tersebut? Lo suka sama pacar orang, itu salah? Tentu tidak! Suka, sayang, cinta bisa datang ke siapa saja dan kapan saja. Tapi lo salah ketika lo mempunyai rasa ingin memiliki dia secara berlebihan. Semua yang berlebihan akan berujung dengan menghalalkan segala cara. Lo nggak akan peduli siapa orang yang lo sakiti, lo nggak akan peduli apa dampak dari perbuatan lo itu. Yang lo peduliin hanya, 'gue harus berhasil dapetin apa yang gue mau.' atau 'gue cinta sama dia, gue yang lebih pantes sama dia.' Lo bahagia karna lo udah berhasil dapetin apa yang lo mau, tapi apa bahagia itu berlangsung lama?
Dan ketika lo diperlakukan orang lain sama seperti waktu lo ngerusak kebahagiaan orang lain, lo marah kan? lo jengkel kan? Gue tanya deh, kenapa lo marah? Toh, lo juga pernah ngelakuin hal itu kan? Apa yang lo lakuin atas nama cinta itu bukan cinta yang sesungguhnya. Itu cuma sebuah rasa keegoisan dan rasa penasaran yang bercampur menjadi satu dan lo salah artikan sebagai 'cinta'.
Sejujurnya, ketika lo berhasil mendapatkan 'kekasih' itu, lo terjerumus ke dalam suatu permasalahan besar. Dia bisa berpaling begitu saja dari kekasihnya terdahulu hanya gara-gara lo, dan ketika lo sudah menjadi kekasih barunya, apa lo bisa menjamin kalo dia akan setia sama lo?
Semua yang gue tulis disini hanya untuk sharing. Gue nulis ini menurut pandangan gue dan beberapa kisah temen gue (dan mungkin termasuk gue) yang pernah mengalami hal diatas. Kalo lo punya pendapat lain, setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda bukan? ^^
Gue punya temen, sebut aja namanya Rina. Beberapa bulan yang lalu dia sedang menjalin kasih dengan seorang laki-laki yang sebut saja namanya Ari. Hubungan mereka berlangsung cukup lama. Ari adalah sosok laki-laki yang tidak begitu menyukai dunia maya. Terbukti dengan ia tidak mempunyai akun facebook dan twitter. Karna hal itu pula, Rina tidak perlu was-was mengawasi Ari karena ia yakin Ari tidak akan macam-macam dibelakangnya. Rina berpikiran, "bagaimana mungkin Ari bisa macam-macam dibelakangnya, facebook twitter aja dia nggak punya."
Seiring berjalannya waktu, mungkin karna pengaruh pergaulan teman-temannya, tiba-tiba saja Ari mempunyai akun facebook dan twitter. Pada saat itu Rina sama sekali tidak mempunyai pikiran negatif pada kekasihnya itu. Lambat laun, Rina merasa ada kejanggalan pada Ari. Ari berubah menjadi cuek dan dingin. Alhasil, ia mencoba mencari tahu ada apa dengan Ari. Suatu hal yang mengejutkan ia temukan di akun twitter Ari. Tanpa sepengetahuan Rina, ternyata Ari sangat sering menjalin komunikasi dengan salah satu perempuan sebut saja namanya Dini. Bahkan semenjak Ari mengenal Dini, Ari mulai sering berbohong pada Rina. Diam-diam Dini dan Ari sering jalan berdua.
Rina hanya bisa diam dan bungkam seribu bahasa. Kenapa? Karna rasa percayanya pada Ari begitu besar. Dan setiap Ari ditanya siapa Dini, ia hanya menjawab "hanya sebatas teman". Namun, beberapa bulan kemudian, secara tiba-tiba Ari memutuskan hubungannya dengan Rina. Hanya karena Rina tidak bisa hadir ke acara ulang tahun Ari, Ari memutuskan Rina begitu saja. Alasan yang konyol, bukan? Hati Rina hancur, kepercayaannya selama ini pada Ari disia-siakan begitu saja. Kalian semua tau apa yang terjadi selanjutnya? Yap, beberapa bulan kemudian si Ari dan si Dini jadian!
Dari cerita diatas, menurut lo siapa yang salah? Rina, Ari, atau Dini? Mungkin sebagian besar dari kalian akan menjawab bahwa Dini'lah yang salah. Tapi menurut gue, dalam situasi itu semuanya salah. Why? Ini penjelasan gue.
Pertama
"Orang ketiga nggak akan ada dalam kisah cinta lo kalau lo sendiri nggak ngebukain pintu buat dia."
Camkan itu dalam otak kalian. Perusak hubungan nggak akan hadir dalam kehidupan cinta lo, kalau lo nggak ngasih celah sedikit pun buat dia ngerecokin hubungan lo. Disini lo harus pinter ngejaga 'rumah' lo supaya nggak kecolongan. Caranya? Jangan pernah anggap remeh siapa pun yang deket sama pasangan lo. Maksud gue bukan lo harus negatif thinking atau over protectif sama pasangan lo, maksud gue adalah lo harus waspada. Jangan pernah takut menanyakan hal detail tentang orang yang saat ini dekat dengan dia. Walaupun lo baru sebatas pacarnya dia, tapi lo berhak tau dengan siapa aja dia bergaul. Kalo lo selalu ada rasa 'duh kalo gue tanya-tanya mulu ntar gue dikira terlalu ngekang dia lagi.'. Satu hal yang perlu lo inget, lo itu pacarnya! Kalo emang lo cemburu, ya lo bilang to the point, kalo lo nggak suka dia deket sama seseorang yang menurut lo udah melebihi batas kewajaran ya lo sampein itu ke dia. Justru kalo dia berpikiran lo terlalu ngekang dia, ada kesalahan dalam diri pasangan lo.
Next, usahain lo selalu ada waktu buat dia. Kenapa? Karna dia akan jauh lebih ngerasa diperhatiin sama pasangannya. Jangan sampe karna lo terlalu sibuk sama dunia lo sampai akhirnya lo lupa kalo dia itu butuh kehadiran lo. Mungkin sekali dua kali lo nggak bisa nemenin dia it's oke. Tapi kalo keterusan....ya itu kebodohan lo sendiri. Pasangan lo pasti akan cari orang yang bisa nemenin dia setiap saat, setiap dia membutuhkan seseorang untuk menjadi tempat curhatnya. Jangan lo pikir orang yang biasa nemenin dia kalo lo lagi nggak bisa nemenin dia and denger curhatan dia itu nggak akan bawa pengaruh buat hubungan lo dan dia, lo salah kalo lo berpikiran kayak gitu. Justru mereka'lah yang berpeluang besar. Contoh:
A: Yang, besok temenin aku nyari buku dong.
B: Maaf beb aku udah ada janji sama temen aku besok. Kamu pergi sama 'C' dulu deh.
A: Ya udah deh..
*kalo lo yang baca ini adalah seorang cewek, si 'c' adalah sahabat cowok lo. begitu juga sebaliknya
Pepatah bilang lebih baik mencegah daripada mengobati bukan? Lo lebih pilih mencegah supaya hubungan lo dan dia awet atau mengobati luka karna keteledoran lo sendiri?
Kedua
Ketika lo udah menjalin komitmen sama seseorang, itu artinya lo harus bisa menjaga perasaan pasangan lo. Yang sebelumnya lo bebas bergaul dengan siapa aja, ketika lo sudah berkomitmen dengan seseorang lo nggak bisa seenak jidat lo pergi kesana kemari. Lo harus ngasih kabar ke pasangan lo, lo harus (paling tidak sedikit) membatasi pergaulan lo dengan lawan jenis, dll. Kenapa gue bilang lo paling tidak sedikit membatasi pergaulan? Karna menurut gue ketika lo terlalu welcome dengan seseorang terutama seseorang itu adalah lawan jenis lo, secara nggak langsung lo udah ngebuat pasangan lo (paling tidak) memudarkan 5-10% rasa percaya dia ke lo.
Buat lo yang 'katanya' nggak suka terlalu dikekang oleh pasangan, seperti yang gue bilang diatas, lo harus pinter ngejaga perasaan pasangan lo. Sekali aja dia tau lo bohong, ya jangan pernah lo salahin dia kalo dia terlalu ngekang lo dan jangan berharap dia bakal percaya 100% sama lo. Lo harus pinter membatasi diri dengan lawan jenis. Bullshit, kalo ada orang yang mengaku bahwa dia bukan tipe orang yang pencemburu. Karna menurut gue, pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat itu.
Ketika lo merasa jenuh dengan pasangan lo, usahakan lo jujur ke dia kalo lo sedang mengalami yang namanya fase kejenuhan. Gue yakin ketika lo terbuka, pasangan lo juga akan terbuka. Dia akan dengan mudahnya memberi 'toleransi' ke lo. Lo salah kalau lo melampiaskan kejenuhan lo pada orang lain, terutama pada lawan jenis. Karna hal itu adalah pemicu utama rusaknya suatu hubungan. Lo harus pinter mengendalikan rasa jenuh lo itu.
Ketiga
Apa yang lo banggain ketika lo berhasil merebut kekasih orang? Apa yang lo dapetin ketika lo berhasil ngeliat orang lain kehilangan orang yang dicintai karna ulah lo sendiri? Apa lo bahagia?
Lo udah tau kalo dia udah punya pacar, tapi kenapa lo masih ngerecokin hubungan mereka? Lo cemburu dengan kebahagiaan orang lain atau...lo suka pacar orang tersebut? Lo suka sama pacar orang, itu salah? Tentu tidak! Suka, sayang, cinta bisa datang ke siapa saja dan kapan saja. Tapi lo salah ketika lo mempunyai rasa ingin memiliki dia secara berlebihan. Semua yang berlebihan akan berujung dengan menghalalkan segala cara. Lo nggak akan peduli siapa orang yang lo sakiti, lo nggak akan peduli apa dampak dari perbuatan lo itu. Yang lo peduliin hanya, 'gue harus berhasil dapetin apa yang gue mau.' atau 'gue cinta sama dia, gue yang lebih pantes sama dia.' Lo bahagia karna lo udah berhasil dapetin apa yang lo mau, tapi apa bahagia itu berlangsung lama?
Dan ketika lo diperlakukan orang lain sama seperti waktu lo ngerusak kebahagiaan orang lain, lo marah kan? lo jengkel kan? Gue tanya deh, kenapa lo marah? Toh, lo juga pernah ngelakuin hal itu kan? Apa yang lo lakuin atas nama cinta itu bukan cinta yang sesungguhnya. Itu cuma sebuah rasa keegoisan dan rasa penasaran yang bercampur menjadi satu dan lo salah artikan sebagai 'cinta'.
Sejujurnya, ketika lo berhasil mendapatkan 'kekasih' itu, lo terjerumus ke dalam suatu permasalahan besar. Dia bisa berpaling begitu saja dari kekasihnya terdahulu hanya gara-gara lo, dan ketika lo sudah menjadi kekasih barunya, apa lo bisa menjamin kalo dia akan setia sama lo?
Semua yang gue tulis disini hanya untuk sharing. Gue nulis ini menurut pandangan gue dan beberapa kisah temen gue (dan mungkin termasuk gue) yang pernah mengalami hal diatas. Kalo lo punya pendapat lain, setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda bukan? ^^
Rabu, 13 Agustus 2014
Mengingat Dia
Dia...orang pertama yang mengajarkanku banyak arti tentang kehidupan
Dia...orang pertama yang membuatku berdecak kagum akan sikapnya
Dan dia...bagaikan nikotin yang membuatku candu akannya
Hingga aku lupa, siapa aku dan siapa dia
Aku lupa bahwa dia terlalu sulit untuk ku gapai
Aku lupa bahwa ada banyak perbedaan diantara kita
Aku lupa bahwa sampai kapanpun perbedaan itu tidak akan bisa kami lebur
Dan...ya, akhirnya perasaan itu semakin dalam dan semakin dalam
Bertahun-tahun aku menyembunyikannya
Jangan tanyakan seberapa sering aku memimpikan bisa bersama dengannya
Jangan tanyakan seberapa sering aku menceritakan segala sesuatu tentangnya
Jangan tanyakan seberapa sering aku tersenyum ketika namanya muncul dalam deret pesanku
Sering...sangat sering!
Ingin rasanya aku menjerit dan meluapkan semuanya
Semua tentangnya begitu indah dan sempurna dimataku
Ribuan orang membangunkanku dari alam mimpiku
Menyadarkanku kembali akan perbedaan diantara kita
Aku ingin mengingkari semuanya
Tapi dia? dia memaksa dan menyeretku untuk mengingat kembali akan perbedaan itu
Sepertinya memang dia tidak menginginkan aku dan dia menjadi "kita"
Lalu apa yang bisa aku lakukan?
Pantaskah aku jika masih menginginkan dia dalam hidupku?
Pantaskah aku jika berharap suatu saat nanti aku dan dia akan menjadi kita?
Oh Tuhan...apa aku salah mencintai salah satu ciptaan-Mu itu?
Kini, aku dan dia semakin menjauh
Aku dengan duniaku yang baru dan dia dengan dunianya
Dan aku berharap suatu saat nanti aku dan dia bisa menjadi kita yang dulu...
Langganan:
Postingan (Atom)