Kamis, 28 Agustus 2014

Tentang Rasa

Sebuah rasa yang tak pernah terucap. Hanya tersimpan (entah sampai kapan) dalam hati. Tak ada keberanian untuk mengungkapkan, tak ada keberanian untuk menjelaskan. Aku ingin ia mengetahui apa yang aku rasa saat ini, tapi aku tidak ingin mengungkapkannya secara gamblang. Aku ingin ia mengetahui rasa ini dengan sendirinya. Bukan karna cerita orang lain, dan bukan pula dariku. Aku ingin ia mengerti setiap 'kode' yang aku berikan. Aku ingin ia menjawab sendiri semua 'kode' itu tanpa bantuan dari siapa pun.

Namun sepertinya itu mustahil. Tidak mungkin itu terjadi. Dia terlalu sibuk dengan dunianya dan bahkan menganggap bahwa 'kode' yang aku berikan itu tidak penting. Atau malah ia beranggapan bahwa 'kode' itu bukan untuknya melainkan untuk orang lain. HAHA! Mungkin aku yang terlalu bodoh. 

Mana mungkin ia bisa tahu semua itu dengan sendirinya. Bahkan menurut dia, aku tidak begitu penting dalam kehidupannya. Aku sudah tau itu, karna pada dasarnya kaum adam selalu menyalahkan kaum hawa dan menganggap bahwa semua 'kode' yang diberikan kaum hawa hanyalah angin lalu. Mereka selalu beranggapan 'kalo suka ya tinggal bilang aja, nggak usah pakai kode.' Andai saja mereka tahu apa alasan kaum hawa melakukan itu. Saat kami-perempuan-menyatakan apa yang ada dihati kami, dan kalian-lelaki-apakah kalian masih tetap bisa menerima kami? Apakah kalian masih bisa bersikap biasa saja tanpa ada batasan diantara kita walaupun kalian tidak membalas perasaan kami?

Nyatanya, tidak ada kaum lelaki yang dapat melakukan hal itu dengan sempurna. Mereka hanya dapat bertahan sehari-dua hari, selanjutnya? Kalian tidak akan pernah ingin bertemu dengan kami-perempuan-lagi. 'Ya kan itu semua supaya kalian bisa move on. Kalo deket terus gimana mau move on?' Kalian salah jika kalian berpandangan seperti itu. Yang ada, kalian hanya membuat luka baru bagi kami. 

Munafik jika kami tidak menginginkan lebih. Namun apa yang bisa kami lakukan jika kalian tidak mempunyai rasa yang sama dengan kami? Kami tidak akan pernah tega merusak kebahagian kalian sekalipun kalian bahagia bukan bersama kami, melainkan bersama orang lain. Bullshit? Tapi memang itu kenyataannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar